Nama : Aditya Fauazan Ramadhan
Kelas : ABI
NIM : 2018840014
MK : Kajian Puisi
Eloknya Bahasaku
Karya: Nur Azizah Febrianti
Tangkas menjadi pantas
Pantas merengkuh selaras
Bahasaku tak akan terbias
Bahasaku adalah pantas
Oh
Bahasaku, Bahasa Indonesia
Teruji dalam jiwa yang cinta
Termangu dalam raga yang bahagia
Terbangun dari Garuda yang merdeka
Oh Bahasaku
Oh Indonesiaku
Analisis pendekatan pragmatik pada puisi di atas:
Tangkas menjadi pantas
Memiliki makna bahwa sesuatu yang mencoba untuk usaha akan memilikinya
Pantas merengkuh selaras
Memiliki makna apa yang telah pantas didapatkan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan
Bahasaku tak terbias
Bahasa Indonesia tak akan berpaling
Bahasaku adalah pantas
Bahasa Indonesia pantas untuk dimiliki
Ohh
Rasa kagum
Bahasaku, bahasa Indonesia
Pengakuan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa si penulis
Teruji dalam jiwa yang cinta
Telah dilatih dalam kecintaan jiwa
Termangu dalam raga yang bahagia
Bahasa bertahan dalam diri yang senantiasa bahagia
Terbangun dari Garuda yang merdeka
Dilahirkan dari kegigihan Negara dalam perjuangan untuk merdeka
Ohh.. bahasaku
Mengungkapkan kecintaan penulis kepada bahasanya
Oh Indonesiaku
Mengungkapkan kecintaan penulis pada tanah airnya, pada negaranya
Wednesday, December 4, 2019
Tuesday, December 3, 2019
Analisis Raden Rista Ardiawati (2018840016)
Nama : Raden Rista Ardiawati
Nim : 2018840016
Prodi
: PBSI/ABI
Tugas
: Mengkaji Puisi
Mengkaji
puisi dengan pendekatan objektif
Judul
: Bahasaku, Banggaku
Karya
: Nise Nur Amalia
Bahasaku,
Banggaku
Aku
adalah puan
Darahku
mengalir keringat para pahlawan
Selimutku
dari orasi-orasi sisa perjuangannya
Banggaku
terhadapnya
Pujiku
selalu untuknya
Karenanya
Indonesia satu.
Bahasaku
jiwaku
Tuturku
khas negeriku
Tak
puas ku berucap
Bahasaku
Indonesia satu.
Pendekatan Objektif
A.
Unsur
Lahir
1. Tipografi
(perwajahan puisi)
Puisi
berjudul “Bahasaku, Banggaku” terdiri dari dua bait. Pada setiap awal larik
puisi menggunakan huruf capital dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik,
tanda baca titik hanya terdapat pada larik akhir bait pertama yaitu “Karenanya
Indonesia satu.” Dan “Bahasaku Indonesia satu.” Dan tidak menggunakan tanda
baca lain.
2. Diksi
Pemilihan
kata-kata dalam puisi “Bahasaku, Banggaku” menggunakan kata-kata yang sederhana
dan terdapat kata-kata yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
didalam puisi tersebut terdapat kata yang memakai konotasi seperti:
-
Puan :
Perempuan
-
Tutur :
Perkataan
3. Citraan
Citraan
yang dipakai dalam puisi “Bahasaku, Banggaku” ini adalah citraan perasaan. Pada
larik “Banggaku terhadapnya” seolah ia merasa bangga dan cinta pada bahasa
Indonesia ini.
4. Bunyi
Bunyi
yang terdapat pada puisi “Bahasaku, Banggaku” adalah bunyi euphony. Bunyi euphony
adalah bunyi yang dipakai untuk menghadirkan suasana semangat, keberanian, dan
kebanggaan. Puisi ini memiliki rasa bangga dan cinta pada bahasa Indonesia
dalam negeri ini.
5. Irama
irama
yang digunakan pada puisi “Bahasaku, Banggaku” adalah irama yang menunjukkan
rasa bangga pada Bahasa Indonesia yang dimiliki Negara Indonesia dan irama yang
dihasilkan terkesan semangat dan bangga pada bahasa nya sendiri.
6. Rima
Pada
bait pertam memiliki rima aabbbc dengan diakhiri huruf n-n-a-a-u dan u-u-p-u.
7. Gaya
Bahasa
Gaya
bahasa yang digunakan pada puisi ini adalah gaya bahasa dengan menggunakan
majas hiperbola. Majas hiperbola adalah majas yang mengandung suatu pernyataan yang
berlebih-lebihan. Pada larik “Darahku mengalir keringat para pahlawan”, dan “Selimutku
dari orasi-orasi sisa perjuangannya”.
B.
Unsur
Batin
1. Tema
: Bahasa Indonesia
2. Rasa
: Bangga dan cinta
3. Nada
: Rasa bangga terhadap bahasa
Indonesia
4. Amanat
: Harus memiliki rasa bangga terhadap
bahasa yang kita miliki, bahasa Indonesia
Nurul Hidayah (2018840017)
Bahasaku Bahasa Indonesia
Negeri yang elok nan indah
Negeri berjuta bahasa
Bahasa Indonesia identitas utama
Sebuah untaian kata yang bermakna
Bagaikan tali yang menghubungkan
Bagaikan tali yang menyatukan
Kosa kata yang selalu bertambah
Membuat pengetahuan semakin bertambah
Bahasa ..
Bahasa Indonesia ..
Bahasa pemersatu bangsa
Bangsa Indonesia
Karya: Woro Wisudawati
Jakarta, 15 November 2019
Analisis Puisi
dengan Pendektan Objektif
A. Unsur Lahir
1. Tipografi
Memiliki 3 bait
Setiap awal larik puisinya menggunakan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik
Serta tidak banyak menggunakan tanda baca
2. Diksi
Menggunakan kata-kata sederhana sehingga maknanya dengan mudah dipahami
3. Citraan
Citraan yang terdapat pada puisi ini adalah citraan penglihatan, sehingga hal yang tidak terlihat seolah-olah terlihat. Terlihat pada larik “Negeri yang elok nan indah” menggambarkan keindahan alam Indonesia
4. Bunyi
Bunyi yang terdapat pada puisi ini adalah rasa bangga dan semangat terhadap bahasa yang dimiliki Negara Indonesia
5. Irama
Irama yang digunakan pada puisi ini adalah irama yang menunjukkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia
6. Rima
Pada bait pertama menggunakan rima a – b – a – b dengan akhiran huruf h – a – a – a
Pada bait kedua a – a – b – b dengan akhiran n – n – h – h
Pada bait ketiga a – a – a – a dengan akhiran a – a – a – a
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi ini adalah majas perbandingan (majas asosiasi), terdapat pada bait kedua yaitu “Bagaikan tali yang menghubungkan” dan “Bagaikan tali yang menyatukan”
B. Unsur Batin
1. Tema : Bahasa Indonesia
2. Rasa : Bangga
3. Nada : Menunjukkan rasa bangga terhadap bahasa yang dimiliki
4. Amanat :
Pada puisi “Bahasaku Bahasa Indonesia” karya dari Woro Wisudawati, di sini penulis terlihat ingin menyampaikan sebuah pesan mendalam bahwa bahasa Indonesia adalah sebuah bahasa pemersatu bangsa Indonesia yang dengannya kita haruslah bangga sebagai pemuda-pemudi Indonesia sebagaimana rasa bangga itu tertuang juga dalam isi sumpah pemuda
Negeri yang elok nan indah
Negeri berjuta bahasa
Bahasa Indonesia identitas utama
Sebuah untaian kata yang bermakna
Bagaikan tali yang menghubungkan
Bagaikan tali yang menyatukan
Kosa kata yang selalu bertambah
Membuat pengetahuan semakin bertambah
Bahasa ..
Bahasa Indonesia ..
Bahasa pemersatu bangsa
Bangsa Indonesia
Karya: Woro Wisudawati
Jakarta, 15 November 2019
Analisis Puisi
dengan Pendektan Objektif
A. Unsur Lahir
1. Tipografi
Memiliki 3 bait
Setiap awal larik puisinya menggunakan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik
Serta tidak banyak menggunakan tanda baca
2. Diksi
Menggunakan kata-kata sederhana sehingga maknanya dengan mudah dipahami
3. Citraan
Citraan yang terdapat pada puisi ini adalah citraan penglihatan, sehingga hal yang tidak terlihat seolah-olah terlihat. Terlihat pada larik “Negeri yang elok nan indah” menggambarkan keindahan alam Indonesia
4. Bunyi
Bunyi yang terdapat pada puisi ini adalah rasa bangga dan semangat terhadap bahasa yang dimiliki Negara Indonesia
5. Irama
Irama yang digunakan pada puisi ini adalah irama yang menunjukkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia
6. Rima
Pada bait pertama menggunakan rima a – b – a – b dengan akhiran huruf h – a – a – a
Pada bait kedua a – a – b – b dengan akhiran n – n – h – h
Pada bait ketiga a – a – a – a dengan akhiran a – a – a – a
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi ini adalah majas perbandingan (majas asosiasi), terdapat pada bait kedua yaitu “Bagaikan tali yang menghubungkan” dan “Bagaikan tali yang menyatukan”
B. Unsur Batin
1. Tema : Bahasa Indonesia
2. Rasa : Bangga
3. Nada : Menunjukkan rasa bangga terhadap bahasa yang dimiliki
4. Amanat :
Pada puisi “Bahasaku Bahasa Indonesia” karya dari Woro Wisudawati, di sini penulis terlihat ingin menyampaikan sebuah pesan mendalam bahwa bahasa Indonesia adalah sebuah bahasa pemersatu bangsa Indonesia yang dengannya kita haruslah bangga sebagai pemuda-pemudi Indonesia sebagaimana rasa bangga itu tertuang juga dalam isi sumpah pemuda
Nama : Azis Satrio Aji
Kelas : ABI
Nim : 2018840021
Bahasa
Ku
Karya:
Sedek Watimena
Bahasa
menjadi tiang suatu negara
Dalam
hirarki lahirnya merdeka
Indonesia
menjadi riang akan bahasanya
Yang
membuat diri kita menjadi senang
Dengan
bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia adalah jati diri kita
Maka
dari itu kita harus selalu
Mencintai
bahasa persatuan kita
Yaitu
bahasa Indonesia
Analisis
dengan pendekatan pragmatik
Pendekatan pragmatik adalah
pendekatan kritik sastra yang ingin memperlihatkan kesan dan penerimaan perbaca
terhadap karya sastra. Munculnya pendekatan pragmatik bertolak dari teori
respsi sastra dalam khasanah pemahaman karya sastra yang merupakan reaksi
terhadap kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pendekatan struktural.
Puisi tersebut menggambarkan tentang
bahasa Indonesia dimana bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu dan sebagai
jati diri kita. Oleh karena itu kita harus bisa mencintai dan menjaga bahasa
Indonesia.
Bahasa
menjadi tiang suatu negara
Dalam
hirarki lahirnya merdeka
Indonesia
menjadi riang akan bahasanya
Yang
membuat diri kita menjadi senang
Dengan
bahasa Indonesia
Pada
bait pertama puisi tersebut menggambarkan bahwa bahasa indonesia sebagai simbol
dari negara. Bahasa yang akan selalu kita cintai bersama dan bangga menggunakannya
sehingga kita menjadi senang dengan bahasa Indonesia.
Bahasa
Indonesia adalah jati diri kita
Maka
dari itu kita harus selalu
Mencintai
bahasa persatuan kita
Yaitu
bahasa Indonesia
Pada
bait kedua menggambarkan bahwa bahasa Indonesia merupakan jati diri kita dimana
kita harus menjaga dan mencintai bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga
merupakan alat umtuk kita saling bersatu karenanya dengan bahasa Indonesia kita
dapat menyatukan semuanya.
Analisis Puisi Tiara Savitri
Nama : Tiara Savitri
NIM : 2018840027
Kelas : ABI/PBSI
Rasaku
Avifa
Choirunisa
Satu
demi Satu
Prosesnya
terlewati
Detik
demi detik
Waktu
terlewati
Lalu,
madya hasilnya
Pertengahan
November
Aku
mengetahui
Alatku
telah diperalat
Terancam
Hampir
sekarat dan mati
Padamu,
pelukku erat
Padamu,
penjagaanku ketat
Padamu,
harapanku bulat
1.
Diksi
Kata-kata
dalam puisi “Rasaku” memiliki sebuah arti yang memang harus dipahami lebih
mendalam. Seperti yang terdapat dalam baris keempat “Lalu, madya hasilnya” juga
pada baris kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh,
“Alatku telah diperalat
Terancam
Hampir sekarat dan mati”
Kata-kata
yang terdapat dalam puisi “Rasaku” memilki efek perjuangan, berat, serta
ketakutan. Hal ini dapat dilihat dari kata ”terancam,
sekarat, dan erat”.
2.
Citraan
Citraan yang terdapat di dalam puisi
“Rasaku” yaitu citraan perabaan karena dalam baris ke 11 terdapat kata-kata
“pelukku”
3.
Kata-kata konkret
Dalam
puisi “ Rasaku” kita dapat melihat banyak kata konkret yang berfungsi untuk membangkitkan
puisi untuk menghidupkan suatu citraan
dari sebuah diksi. Seperti kata “pelukku erat” membuat pembaca merasakan
gambaran dari si pengarang.
4.
Rima
Puisi “Rasaku” banyak menggunakan huruf vocal
“e” dan “a” sedangkan konsonan yaitu “t”. vokal “a” terdapat pada semua baris
kecuali baris ketiga dan vokal “e” terdapat pada baris 1,2,,3,4,6,7,8,9,10,11,
dan 12.
5.
Bahasa Figuratif
Dalam puisi “Rasaku” bahasa figuratif yang
muncul di baris 8,10,11,12,13. Baris 8 dan 10 menggunakan majas hiperbola
karena kata-kata yang mucul terkesan dilebih-lebihkan dan baris 11,12, dan 13
menggunakan majas personifikasi karena kata-kata yang muncul seperti
perumpamaan benda mati seolah-olah hidup.
1.
Tema
Puisi
“Rasaku” karya Avifa Choirunisa menceritakan bahwa pengarang setelah mengetahui
bahwa bahasanya terancam semakin ingin mempertahankan bahasanya. Hal ini dapat
dilihat pada baris
“Aku mengetahui
Alatku telah diperalat
Terancam
Hampir sekarat dan mati
Padamu, pelukku erat
Padamu, penjagaanku
ketat
Padamu, harapanku bulat”
2.
Perasaan (Feeling)
Perasaan
yang dituangkan penyair dalam puisinya adalah rasa takut kehilangan bahasanya
dan semakin ingin berjuang untuk mempertahankan.
3.
Nada
Nada
yang digunakan dalam puisi “Rasaku” adalah takut dan terancam, hal ini dapat
dilihat pada baris kedelapan dan kesembilan.
Alatku telah
diperalat
Terancam
Muncul nada yang menggambarkan ketakutan
pengarang bahasanya terancam pada kepunahan.
4.
Amanat
Amanat yang terdapat dalam puisi “Rasaku”
ini adalah bahwa kita sebagai warga Indonesia haruslah sadar bahwa bahasa kita
sekarang semakin terancam kelestariannya, oleh karena itu pengarang mengajak
pembaca untuk harus melestarikan apa yang seharusnya dipertahankan yaitu bahasa
kita.
Monday, December 2, 2019
Analisis Puisi - Avifa Choirunisa
NAMA : AVIFA CHOIRUNISA
NIM : 2018840012
KELAS : ABI/PBSI
Puisi “Aku dan UKBI” Aditya Fauzan Ramadhan.
Aku dan UKBI
(Aditya Fauzan Ramadhan)
UKBI
Sebuah istilaah yang baru ku temui
Hal kecil yang sangat berpengaruh
Yang menentukan
Akankah aku mendapatkan gelar itu
Gelar sarjana yang telah menunggu
Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Ketika ku bayangkan
Mengerjakan tes UKBI itu
Aku tak tahu
Akankah lolos dengan kemenangan
Atau menerima pengulangan di semester depan
Yang bisa ku lakukan hanyalah belajar
Lebih mengenal tentang dunia perkuliahan
Kenal bukan sekedar kenal
Tapi memahami secara keseluruhan
Puisi diatas dapat dianalisis dengan pendekatan strukural, yaitu suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya tidak hanya ditujukan kepada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya.
Analisis:
a. Diksi (Pilihan kata)
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya imajinasi pembaca.
Dalam puisi “Aku dan UKBI” diatas, terdapat beberapa pilihan kata yang digunakan oleh pengarang yang sangat sederhana seperti apa yang dapat dilihat dalam puisi tersebut. Kata-kata yang digunakan oleh penyair mudah dipahami,
Seperti pada bait I
UKBI
Sebuah istilaah yang baru ku temui
Hal kecil yang sangat berpengaruh
Yang menentukan
Akankah aku mendapatkan gelar itu
Gelar sarjana yang telah menunggu
Dalam kata-kata tersebut, pembaca akan lebih mengetahui makna yang sebenarnya dari puisi tersebut. Penulis menyampaikan kegelisahannya pada nilai atau hasil UKBI yang sangat berpengaruh pada kelulusannya.
Bait II, baris 1 dan 2
Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Kata-kata yang digunakan dalam kalimat puisi diatas menggunakan kata-kata yang mangandung unsur berlebihan atau kiasan. Terlihat jelas pada kata “awan gelap mewarnai langit” dan “menyelimutiku dengan rasa takut”.
Bait ke III dan Bait IV juga menggunakan kata-kata dengan makna sebenarnya.
b. Pengimajian (citraan)
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Pada puisi “Aku dan UKBI” pengimajian yang digunakan oleh pengarang terdapat pada:
1. Citraan penglihatan, pada bait ke II baris 1
“awan gelap mewarnai langit”
2. Citraan perasaan, pada bait ke II baris 2
“menyelimutiku dengan rasa takut”
c. Kata konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Pengonkretan kata berhubungan erat dengan pengimajinasian, pengembangan dan pengiasan. Pada puisi “Aku dan UKBI” kata konkret terdapat pada bait:
II : Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Penyair mengiaskan bahwa langit saat itu sangat gelap seperti rasa ketakutannya.
d. Bahasa Figuratif (majas)
Bahasa figurative atau majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang biasa, yakni suara yang langsung mengungkapkan makna.
Pada puisi “Aku dan UKBI” majas yang digunakan:
1. Personifikasi, kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia.
Pada puisi “Aku dan UKBI” majas personifikasi terdapat pada bait ke II
“Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut”
Penyair mempersamakan awan seperti manusia yang dapat mewarnai dan menyelimuti.
Analisis berdasarkan struktur batin
a. Tema, merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.
Pada puisi “Aku dan UKBI” penyair menggunakan tema UKBI, karena pada puisi tersebut penyair menjelaskan bahwa ia merasa ketakutan terhadap uji kemahiran berbahasa Indonesia akankah ia bisa lolos dengan nilai yang baik atau tidak.
b. Nada dan Suasana
Nada, sikap penyair terhadap pembaca
Puisi “Aku dan UKBI” sikap penyair terhadap pembaca yaitu, gelisah karena ia khawatir atau takut akan tes kemahiran bah
NIM : 2018840012
KELAS : ABI/PBSI
Puisi “Aku dan UKBI” Aditya Fauzan Ramadhan.
Aku dan UKBI
(Aditya Fauzan Ramadhan)
UKBI
Sebuah istilaah yang baru ku temui
Hal kecil yang sangat berpengaruh
Yang menentukan
Akankah aku mendapatkan gelar itu
Gelar sarjana yang telah menunggu
Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Ketika ku bayangkan
Mengerjakan tes UKBI itu
Aku tak tahu
Akankah lolos dengan kemenangan
Atau menerima pengulangan di semester depan
Yang bisa ku lakukan hanyalah belajar
Lebih mengenal tentang dunia perkuliahan
Kenal bukan sekedar kenal
Tapi memahami secara keseluruhan
Puisi diatas dapat dianalisis dengan pendekatan strukural, yaitu suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya tidak hanya ditujukan kepada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya.
Analisis:
a. Diksi (Pilihan kata)
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya imajinasi pembaca.
Dalam puisi “Aku dan UKBI” diatas, terdapat beberapa pilihan kata yang digunakan oleh pengarang yang sangat sederhana seperti apa yang dapat dilihat dalam puisi tersebut. Kata-kata yang digunakan oleh penyair mudah dipahami,
Seperti pada bait I
UKBI
Sebuah istilaah yang baru ku temui
Hal kecil yang sangat berpengaruh
Yang menentukan
Akankah aku mendapatkan gelar itu
Gelar sarjana yang telah menunggu
Dalam kata-kata tersebut, pembaca akan lebih mengetahui makna yang sebenarnya dari puisi tersebut. Penulis menyampaikan kegelisahannya pada nilai atau hasil UKBI yang sangat berpengaruh pada kelulusannya.
Bait II, baris 1 dan 2
Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Kata-kata yang digunakan dalam kalimat puisi diatas menggunakan kata-kata yang mangandung unsur berlebihan atau kiasan. Terlihat jelas pada kata “awan gelap mewarnai langit” dan “menyelimutiku dengan rasa takut”.
Bait ke III dan Bait IV juga menggunakan kata-kata dengan makna sebenarnya.
b. Pengimajian (citraan)
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Pada puisi “Aku dan UKBI” pengimajian yang digunakan oleh pengarang terdapat pada:
1. Citraan penglihatan, pada bait ke II baris 1
“awan gelap mewarnai langit”
2. Citraan perasaan, pada bait ke II baris 2
“menyelimutiku dengan rasa takut”
c. Kata konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Pengonkretan kata berhubungan erat dengan pengimajinasian, pengembangan dan pengiasan. Pada puisi “Aku dan UKBI” kata konkret terdapat pada bait:
II : Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Penyair mengiaskan bahwa langit saat itu sangat gelap seperti rasa ketakutannya.
d. Bahasa Figuratif (majas)
Bahasa figurative atau majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang biasa, yakni suara yang langsung mengungkapkan makna.
Pada puisi “Aku dan UKBI” majas yang digunakan:
1. Personifikasi, kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia.
Pada puisi “Aku dan UKBI” majas personifikasi terdapat pada bait ke II
“Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut”
Penyair mempersamakan awan seperti manusia yang dapat mewarnai dan menyelimuti.
Analisis berdasarkan struktur batin
a. Tema, merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.
Pada puisi “Aku dan UKBI” penyair menggunakan tema UKBI, karena pada puisi tersebut penyair menjelaskan bahwa ia merasa ketakutan terhadap uji kemahiran berbahasa Indonesia akankah ia bisa lolos dengan nilai yang baik atau tidak.
b. Nada dan Suasana
Nada, sikap penyair terhadap pembaca
Puisi “Aku dan UKBI” sikap penyair terhadap pembaca yaitu, gelisah karena ia khawatir atau takut akan tes kemahiran bah
Analisis puisi - Sedek wattimena (201884001)
Nama : Sedek Wattimena
Nim : 2018840001
Kelas : AB
Mata Kuliah : Kajian Puisi
Pendekatan Pragmatik.
Puisi Karya Azis Satrio Aji.
Bait pertama.
"Berjuta kata tak dapat ungkapan rasa Terimakasih"
Berjuta kata dan ungkapkan dapat diartikan dengan kata-kata, hanya ada satu kata yaitu rasa Terimakasih yang tiada terkira, kepada para pahlawan yang telah berjasa untuk selalu menjaga dan mempertemukan bahasa indonesia hingga bisa bertahan sampai sekarang. Karena dengan perjuangan untuk mempertahankan bahasa indonesia dengan baik.
Bait kedua.
"Pahlawan karenamu indonesia satu"
Rasa Terimakasih untuk para pahlawan yang telah berjuang untuk mempertahankan negara kesatuan indonesia ini dengan segenap tumpah darah nya, hingga indonesia bisa bersatu dan terbebas dari penjajahan yang selama ini membelenggu indonesia. Dan dapat berdiri menjadi negara yang merdeka dari para penjajah.
Bait ketiga.
"Indonesia memiliki bahasa yang indah"
Indonesia adalah satu negara yang memiliki berbagai ragam bahasa, suku dan budaya. Dan memiliki banyak bahasa, tetapi bahasa indonesia adalah bahasa persatuan seluruh rakyat indonesia, karena dengan bahasa indonesia lah orang yang satu dengan yang lain saling mengenal di antara sesam walaupun berbeda latar dan budaya serat bahasa, tetapi dengan adanya bahasa indonesia lah yang mempersatukan mereka semua
Bait ke empat.
"Tanpamu indonesia bisu"
Tanpa pengorbanan mu indonesia hanya sebagai negara yang akan terus di jajah oleh bangsa lain, karena dengan pengorbanan mu lah indonesia bisa menjadi negara yang merdeka dan pengorbanan mu yang selalu menjaga bahasa ini agar selalu terjatuh dengan baik hingga sampai saat ini.
Bait ke lima
"Kami akan meneruskan perjuangan mu"
Kami sebagai anak bangsa dan generasi penerus bangsa ini akan selalu memperjuangkan bahasa serta negara ini dengan tumpah darah kami.
Dan selalu melestarikan bahasa persatuan kita, dan selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa indonesia agar selalu menjadi mahkota negara indonesia, dan selalu tertanam didalam sanubari kami, dan selalu melestarikan bahasa ini dengan baik.
Bait ke enam
"Menjunjung bahasa persatuan indonesia"
Kami sebagai generasi muda akan selalu menjaga dan selalu menjunjung tinggi bahasa parsatuan kita yaitu bahasa indonesia, dan selalu tertancap di setiap generasi bangsa indonesia dan seluruh rakyat indonesia dan menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan yang selalu mengikat kami seluruh rakyat indonesia dengan bahasa indonesia ini
Nama : Sedek Wattimena
Nim : 2018840001
Kelas : AB
Mata Kuliah : Kajian Puisi
Pendekatan Pragmatik.
Puisi Karya Azis Satrio Aji.
Bait pertama.
"Berjuta kata tak dapat ungkapan rasa Terimakasih"
Berjuta kata dan ungkapkan dapat diartikan dengan kata-kata, hanya ada satu kata yaitu rasa Terimakasih yang tiada terkira, kepada para pahlawan yang telah berjasa untuk selalu menjaga dan mempertemukan bahasa indonesia hingga bisa bertahan sampai sekarang. Karena dengan perjuangan untuk mempertahankan bahasa indonesia dengan baik.
Bait kedua.
"Pahlawan karenamu indonesia satu"
Rasa Terimakasih untuk para pahlawan yang telah berjuang untuk mempertahankan negara kesatuan indonesia ini dengan segenap tumpah darah nya, hingga indonesia bisa bersatu dan terbebas dari penjajahan yang selama ini membelenggu indonesia. Dan dapat berdiri menjadi negara yang merdeka dari para penjajah.
Bait ketiga.
"Indonesia memiliki bahasa yang indah"
Indonesia adalah satu negara yang memiliki berbagai ragam bahasa, suku dan budaya. Dan memiliki banyak bahasa, tetapi bahasa indonesia adalah bahasa persatuan seluruh rakyat indonesia, karena dengan bahasa indonesia lah orang yang satu dengan yang lain saling mengenal di antara sesam walaupun berbeda latar dan budaya serat bahasa, tetapi dengan adanya bahasa indonesia lah yang mempersatukan mereka semua
Bait ke empat.
"Tanpamu indonesia bisu"
Tanpa pengorbanan mu indonesia hanya sebagai negara yang akan terus di jajah oleh bangsa lain, karena dengan pengorbanan mu lah indonesia bisa menjadi negara yang merdeka dan pengorbanan mu yang selalu menjaga bahasa ini agar selalu terjatuh dengan baik hingga sampai saat ini.
Bait ke lima
"Kami akan meneruskan perjuangan mu"
Kami sebagai anak bangsa dan generasi penerus bangsa ini akan selalu memperjuangkan bahasa serta negara ini dengan tumpah darah kami.
Dan selalu melestarikan bahasa persatuan kita, dan selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa indonesia agar selalu menjadi mahkota negara indonesia, dan selalu tertanam didalam sanubari kami, dan selalu melestarikan bahasa ini dengan baik.
Bait ke enam
"Menjunjung bahasa persatuan indonesia"
Kami sebagai generasi muda akan selalu menjaga dan selalu menjunjung tinggi bahasa parsatuan kita yaitu bahasa indonesia, dan selalu tertancap di setiap generasi bangsa indonesia dan seluruh rakyat indonesia dan menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan yang selalu mengikat kami seluruh rakyat indonesia dengan bahasa indonesia ini
Subscribe to:
Posts (Atom)