Nama :
Angger Rusmawati
NIM :
2018840002
Mata Kuliah : Kajian Puisi
Analisis
Pendekatan Ekspresif
Puisi
Karya Nindya Ryanti
Arah Akademisiku
Serdadu
merdu menyerbu hati yang sendu
Aku
terbawa sendunya hari itu
Aku
terpana pada sepana arahku dalam wadah akademisiku
Kata-katamu
menjadi penggugah mimpiku
Aku
berani mencoba
Aku
berani berada di garda terdepan
Walau…
Bangsaku
sendiri ditinggalkan oleh rakyatnya
Walau…
Tuturan
kata pertamaku hamper hilang
Aku
tetap berada pada garis terdepan melestarikannya.
Menganalisis pendekatan kajian puisi
menggunakan metode ekspresif, yaitu pendekatan yang memfokuskan perhatian
dengan kajiannya kepada sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya sastra.
Menurut Abrams (1958 : 22) pendekatana ekspresif ini menempatkan karya sastra
sebagai curahan, ucapan dan proyeksi pikiran dan perasaan pengarang.
Dalam sebuah puisi yang berjudul
Arah Akademisiku jarya Nindya Ryanti ini diciptakan berdasarkan pengalaman yang
pernah dialaminya, dan kemudian dituangkan menjadi sebuah karya sastra sebagai
wujud ekspresi, persepsi, pikiran, dan perasaan. Melalui puisi tersebut, Nindya
Ryanti menggambarkan kegelisahan hatinya dalam sebuah suasana sendu di suatu
hari, kemudian merasa terpana pada sebuah tempat, yaitu tempatnya menuntut ilmu.
Hal ini terungkap pada bait pertama yaitu:
Serdadu
merdu menyerbu hati yang sendu
Aku
terbawa sendunya hari itu
Aku
terpana pada sepana arahku dalam wadah akademisiku
Nindya Ryanti terlihat menjadi
termotivasi karena sebuah kata-kata dari sesorang yang ia kagumi sehingga
membuatnya kembali bangkit dan berani mencoba dan berani tampil pada garda
terdepan atau barisan paling depan. Hal ini terungkap pada bait kedua, yaitu:
Kata-katamu
menjadi penggugah mimpiku
Aku
berani mencoba
Aku
berani berada di garda terdepan
Pada bait ketiga Nindya Ryanti menggambarkan
kegelisanan hatinya dan menyadari bahwa bangsa Indonesia telah banyak
kehilangan, baik kehilangan rakyat yang mencintai bangsanya dan kehilangan
bahasa pertama sebagai tuturannya sehari-hari. Hal ini terungkap pada bait
ketiga, yaitu:
Walau…
Bangsaku
sendiri ditinggalkan oleh rakyatnya
Walau…
Tuturan
kata pertamaku hamper hilang
Pada
bait terakhir sebagai penutup, Nindya Ryanti menggambarkan kepeduliannya
terhadap bangsa Indonesia. Ia tidak ingin kekayaan bangsanya hilang begitu
saja, oleh karena itu ia bersedia dan tetap berusaha untuk terus menjadi
pelestarinya, bahkan siap badan tampil pada garis terdepan. Hal ini terungkap
pada bait keempat, yaitu:
Aku tetap berada pada garis terdepan melestarikannya.
No comments:
Post a Comment