Sunday, December 1, 2019

Analisis Puisi-Angger Rusmawati


Nama               : Angger Rusmawati
NIM                : 2018840002
Mata Kuliah    : Kajian Puisi
Analisis Pendekatan Ekspresif
Puisi Karya Nindya Ryanti
Arah Akademisiku

Serdadu merdu menyerbu hati yang sendu
Aku terbawa sendunya hari itu
Aku terpana pada sepana arahku dalam wadah akademisiku

Kata-katamu menjadi penggugah mimpiku
Aku berani mencoba
Aku berani berada di garda terdepan

Walau…
Bangsaku sendiri ditinggalkan oleh rakyatnya
Walau…
Tuturan kata pertamaku hamper hilang

Aku tetap berada pada garis terdepan melestarikannya.

            Menganalisis pendekatan kajian puisi menggunakan metode ekspresif, yaitu pendekatan yang memfokuskan perhatian dengan kajiannya kepada sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya sastra. Menurut Abrams (1958 : 22) pendekatana ekspresif ini menempatkan karya sastra sebagai curahan, ucapan dan proyeksi pikiran dan perasaan pengarang.
            Dalam sebuah puisi yang berjudul Arah Akademisiku jarya Nindya Ryanti ini diciptakan berdasarkan pengalaman yang pernah dialaminya, dan kemudian dituangkan menjadi sebuah karya sastra sebagai wujud ekspresi, persepsi, pikiran, dan perasaan. Melalui puisi tersebut, Nindya Ryanti menggambarkan kegelisahan hatinya dalam sebuah suasana sendu di suatu hari, kemudian merasa terpana pada sebuah tempat, yaitu tempatnya menuntut ilmu. Hal ini terungkap pada bait pertama yaitu:
Serdadu merdu menyerbu hati yang sendu
Aku terbawa sendunya hari itu
Aku terpana pada sepana arahku dalam wadah akademisiku

            Nindya Ryanti terlihat menjadi termotivasi karena sebuah kata-kata dari sesorang yang ia kagumi sehingga membuatnya kembali bangkit dan berani mencoba dan berani tampil pada garda terdepan atau barisan paling depan. Hal ini terungkap pada bait kedua, yaitu:
Kata-katamu menjadi penggugah mimpiku
Aku berani mencoba
Aku berani berada di garda terdepan

Pada bait ketiga Nindya Ryanti menggambarkan kegelisanan hatinya dan menyadari bahwa bangsa Indonesia telah banyak kehilangan, baik kehilangan rakyat yang mencintai bangsanya dan kehilangan bahasa pertama sebagai tuturannya sehari-hari. Hal ini terungkap pada bait ketiga, yaitu:
Walau…
Bangsaku sendiri ditinggalkan oleh rakyatnya
Walau…
Tuturan kata pertamaku hamper hilang

Pada bait terakhir sebagai penutup, Nindya Ryanti menggambarkan kepeduliannya terhadap bangsa Indonesia. Ia tidak ingin kekayaan bangsanya hilang begitu saja, oleh karena itu ia bersedia dan tetap berusaha untuk terus menjadi pelestarinya, bahkan siap badan tampil pada garis terdepan. Hal ini terungkap pada bait keempat, yaitu:

Aku tetap berada pada garis terdepan melestarikannya.

No comments:

Post a Comment