Wednesday, December 4, 2019

Nama : Aditya Fauazan Ramadhan
Kelas : ABI
NIM : 2018840014
MK : Kajian Puisi

Eloknya Bahasaku
Karya: Nur Azizah Febrianti
Tangkas menjadi pantas
Pantas merengkuh selaras
Bahasaku tak akan terbias
Bahasaku adalah pantas

Oh
Bahasaku, Bahasa Indonesia
Teruji dalam jiwa yang cinta
Termangu dalam raga yang bahagia
Terbangun dari Garuda yang merdeka

Oh Bahasaku
Oh Indonesiaku

Analisis pendekatan pragmatik pada puisi di atas:
Tangkas menjadi pantas
Memiliki makna bahwa sesuatu yang mencoba untuk usaha akan memilikinya
Pantas merengkuh selaras
Memiliki makna apa yang telah pantas didapatkan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan
Bahasaku tak terbias
Bahasa Indonesia tak akan berpaling
Bahasaku adalah pantas
Bahasa Indonesia pantas untuk dimiliki


Ohh
Rasa kagum
Bahasaku, bahasa Indonesia
Pengakuan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa si penulis
Teruji dalam jiwa yang cinta
Telah dilatih dalam kecintaan jiwa
Termangu dalam raga yang bahagia
Bahasa bertahan dalam diri yang senantiasa bahagia
Terbangun dari Garuda yang merdeka
Dilahirkan dari kegigihan Negara dalam perjuangan untuk merdeka
Ohh.. bahasaku
Mengungkapkan kecintaan penulis kepada bahasanya
Oh Indonesiaku
Mengungkapkan kecintaan penulis pada tanah airnya, pada negaranya

Tuesday, December 3, 2019

Analisis Raden Rista Ardiawati (2018840016)


Nama               : Raden Rista Ardiawati
Nim                 : 2018840016
Prodi               : PBSI/ABI
Tugas               : Mengkaji Puisi

Mengkaji puisi dengan pendekatan objektif
Judul : Bahasaku, Banggaku
Karya : Nise Nur Amalia

Bahasaku, Banggaku
Aku adalah puan
Darahku mengalir keringat para pahlawan
Selimutku dari orasi-orasi sisa perjuangannya
Banggaku terhadapnya
Pujiku selalu untuknya
Karenanya Indonesia satu.

Bahasaku jiwaku
Tuturku khas negeriku
Tak puas ku berucap
Bahasaku Indonesia satu.

Pendekatan Objektif
A.    Unsur Lahir
1.      Tipografi (perwajahan puisi)
Puisi berjudul “Bahasaku, Banggaku” terdiri dari dua bait. Pada setiap awal larik puisi menggunakan huruf capital dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik, tanda baca titik hanya terdapat pada larik akhir bait pertama yaitu “Karenanya Indonesia satu.” Dan “Bahasaku Indonesia satu.” Dan tidak menggunakan tanda baca lain.
2.      Diksi
Pemilihan kata-kata dalam puisi “Bahasaku, Banggaku” menggunakan kata-kata yang sederhana dan terdapat kata-kata yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa didalam puisi tersebut terdapat kata yang memakai konotasi seperti:
-          Puan    : Perempuan
-          Tutur   : Perkataan
3.      Citraan
Citraan yang dipakai dalam puisi “Bahasaku, Banggaku” ini adalah citraan perasaan. Pada larik “Banggaku terhadapnya” seolah ia merasa bangga dan cinta pada bahasa Indonesia ini.
4.      Bunyi
Bunyi yang terdapat pada puisi “Bahasaku, Banggaku” adalah bunyi euphony. Bunyi euphony adalah bunyi yang dipakai untuk menghadirkan suasana semangat, keberanian, dan kebanggaan. Puisi ini memiliki rasa bangga dan cinta pada bahasa Indonesia dalam negeri ini.
5.      Irama
irama yang digunakan pada puisi “Bahasaku, Banggaku” adalah irama yang menunjukkan rasa bangga pada Bahasa Indonesia yang dimiliki Negara Indonesia dan irama yang dihasilkan terkesan semangat dan bangga pada bahasa nya sendiri.
6.      Rima
Pada bait pertam memiliki rima aabbbc dengan diakhiri huruf n-n-a-a-u dan u-u-p-u.
7.      Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi ini adalah gaya bahasa dengan menggunakan majas hiperbola. Majas hiperbola adalah majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebih-lebihan. Pada larik “Darahku mengalir keringat para pahlawan”, dan “Selimutku dari orasi-orasi sisa perjuangannya”.

B.     Unsur Batin
1.      Tema         : Bahasa Indonesia
2.      Rasa          : Bangga dan cinta
3.      Nada         : Rasa bangga terhadap bahasa Indonesia
4.      Amanat     : Harus memiliki rasa bangga terhadap bahasa yang kita miliki, bahasa Indonesia

Nurul Hidayah (2018840017)

Bahasaku Bahasa Indonesia

Negeri yang elok nan indah
Negeri berjuta bahasa
Bahasa Indonesia identitas utama
Sebuah untaian kata yang bermakna

Bagaikan tali yang menghubungkan
Bagaikan tali yang menyatukan
Kosa kata yang selalu bertambah
Membuat pengetahuan semakin bertambah

Bahasa ..
Bahasa Indonesia ..
Bahasa pemersatu bangsa
Bangsa Indonesia

Karya: Woro Wisudawati
Jakarta, 15 November 2019

Analisis Puisi
dengan Pendektan Objektif

A. Unsur Lahir

1. Tipografi
Memiliki 3 bait
Setiap awal larik puisinya menggunakan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik
Serta tidak banyak menggunakan tanda baca

2. Diksi
Menggunakan kata-kata sederhana sehingga maknanya dengan mudah dipahami

3. Citraan
Citraan yang terdapat pada puisi ini adalah citraan penglihatan, sehingga hal yang tidak terlihat seolah-olah terlihat. Terlihat pada larik “Negeri yang elok nan indah” menggambarkan keindahan alam Indonesia

4. Bunyi
Bunyi yang terdapat pada puisi ini adalah rasa bangga dan semangat terhadap bahasa yang dimiliki Negara Indonesia

5. Irama
Irama yang digunakan pada puisi ini adalah irama yang menunjukkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia

6. Rima
Pada bait pertama menggunakan rima a – b – a – b dengan akhiran huruf h – a – a – a
Pada bait kedua a – a – b – b dengan akhiran n – n – h – h
Pada bait ketiga a – a – a – a dengan akhiran a – a – a – a

7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pada puisi ini adalah majas perbandingan (majas asosiasi), terdapat pada bait kedua yaitu “Bagaikan tali yang menghubungkan” dan “Bagaikan tali yang menyatukan”

B. Unsur Batin

1. Tema : Bahasa Indonesia
2. Rasa : Bangga
3. Nada : Menunjukkan rasa bangga terhadap bahasa yang dimiliki
4. Amanat  :
Pada puisi “Bahasaku Bahasa Indonesia” karya dari Woro Wisudawati, di sini penulis terlihat ingin menyampaikan sebuah pesan mendalam bahwa bahasa Indonesia adalah sebuah bahasa pemersatu bangsa Indonesia  yang dengannya kita haruslah bangga sebagai pemuda-pemudi Indonesia sebagaimana rasa bangga itu tertuang juga dalam isi sumpah pemuda

Nama   : Azis Satrio Aji

Kelas   : ABI

Nim     : 2018840021





Bahasa Ku

Karya: Sedek Watimena

Bahasa menjadi tiang suatu negara

Dalam hirarki lahirnya merdeka

Indonesia menjadi riang akan bahasanya

Yang membuat diri kita menjadi senang

Dengan bahasa Indonesia



Bahasa Indonesia adalah jati diri kita

Maka dari itu kita harus selalu

Mencintai bahasa persatuan kita

Yaitu bahasa Indonesia



Analisis dengan pendekatan pragmatik

            Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kritik sastra yang ingin memperlihatkan kesan dan penerimaan perbaca terhadap karya sastra. Munculnya pendekatan pragmatik bertolak dari teori respsi sastra dalam khasanah pemahaman karya sastra yang merupakan reaksi terhadap kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pendekatan struktural.

            Puisi tersebut menggambarkan tentang bahasa Indonesia dimana bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu dan sebagai jati diri kita. Oleh karena itu kita harus bisa mencintai dan menjaga bahasa Indonesia.

Bahasa menjadi tiang suatu negara

Dalam hirarki lahirnya merdeka

Indonesia menjadi riang akan bahasanya

Yang membuat diri kita menjadi senang

Dengan bahasa Indonesia



Pada bait pertama puisi tersebut menggambarkan bahwa bahasa indonesia sebagai simbol dari negara. Bahasa yang akan selalu kita cintai bersama dan bangga menggunakannya sehingga kita menjadi senang dengan bahasa Indonesia.



Bahasa Indonesia adalah jati diri kita

Maka dari itu kita harus selalu

Mencintai bahasa persatuan kita

Yaitu bahasa Indonesia



Pada bait kedua menggambarkan bahwa bahasa Indonesia merupakan jati diri kita dimana kita harus menjaga dan mencintai bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan alat umtuk kita saling bersatu karenanya dengan bahasa Indonesia kita dapat menyatukan semuanya.  

Analisis Puisi Tiara Savitri


Nama   : Tiara Savitri

NIM    : 2018840027

Kelas   : ABI/PBSI





Rasaku

Avifa Choirunisa



Satu demi Satu

Prosesnya terlewati

Detik demi detik

Waktu terlewati

Lalu, madya hasilnya



Pertengahan November

Aku mengetahui

Alatku telah diperalat

Terancam

Hampir sekarat dan mati



Padamu, pelukku erat

Padamu, penjagaanku ketat

Padamu, harapanku bulat



1. Diksi

Kata-kata dalam puisi “Rasaku” memiliki sebuah arti yang memang harus dipahami lebih mendalam. Seperti yang terdapat dalam baris keempat “Lalu, madya hasilnya” juga pada baris kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh,

“Alatku telah diperalat

      Terancam

 Hampir sekarat dan mati”

Kata-kata yang terdapat dalam puisi “Rasaku” memilki efek perjuangan, berat, serta ketakutan. Hal ini dapat dilihat dari kata ”terancam, sekarat, dan erat”.



2. Citraan

            Citraan yang terdapat di dalam puisi “Rasaku” yaitu citraan perabaan karena dalam baris ke 11 terdapat kata-kata “pelukku”



3. Kata-kata konkret

Dalam puisi “ Rasaku” kita dapat melihat banyak kata konkret yang berfungsi untuk membangkitkan puisi  untuk menghidupkan suatu citraan dari sebuah diksi. Seperti kata “pelukku erat” membuat pembaca merasakan gambaran dari si pengarang.



4. Rima

  Puisi “Rasaku” banyak menggunakan huruf vocal “e” dan “a” sedangkan konsonan yaitu “t”. vokal “a” terdapat pada semua baris kecuali baris ketiga dan vokal “e” terdapat pada baris 1,2,,3,4,6,7,8,9,10,11, dan 12.



5. Bahasa Figuratif

   Dalam puisi “Rasaku” bahasa figuratif yang muncul di baris 8,10,11,12,13. Baris 8 dan 10 menggunakan majas hiperbola karena kata-kata yang mucul terkesan dilebih-lebihkan dan baris 11,12, dan 13 menggunakan majas personifikasi karena kata-kata yang muncul seperti perumpamaan benda mati seolah-olah hidup.





1. Tema

Puisi “Rasaku” karya Avifa Choirunisa menceritakan bahwa pengarang setelah mengetahui bahwa bahasanya terancam semakin ingin mempertahankan bahasanya. Hal ini dapat dilihat pada baris

Aku mengetahui

Alatku telah diperalat

Terancam

Hampir sekarat dan mati



Padamu, pelukku erat

Padamu, penjagaanku ketat

Padamu, harapanku bulat”



2. Perasaan (Feeling)

Perasaan yang dituangkan penyair dalam puisinya adalah rasa takut kehilangan bahasanya dan semakin ingin berjuang untuk mempertahankan.



3. Nada

Nada yang digunakan dalam puisi “Rasaku” adalah takut dan terancam, hal ini dapat dilihat pada baris kedelapan dan kesembilan.



Alatku telah diperalat

Terancam

    Muncul nada yang menggambarkan ketakutan pengarang bahasanya terancam pada kepunahan.



4. Amanat

    Amanat yang terdapat dalam puisi “Rasaku” ini adalah bahwa kita sebagai warga Indonesia haruslah sadar bahwa bahasa kita sekarang semakin terancam kelestariannya, oleh karena itu pengarang mengajak pembaca untuk harus melestarikan apa yang seharusnya dipertahankan yaitu bahasa kita.














Monday, December 2, 2019

Analisis Puisi - Avifa Choirunisa

NAMA : AVIFA CHOIRUNISA
NIM : 2018840012
KELAS : ABI/PBSI

Puisi “Aku dan UKBI” Aditya Fauzan Ramadhan.
Aku dan UKBI
(Aditya Fauzan Ramadhan)
UKBI
Sebuah istilaah yang baru ku temui
Hal kecil yang sangat berpengaruh
Yang menentukan
Akankah aku mendapatkan gelar itu
Gelar sarjana yang telah menunggu

Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Ketika ku bayangkan
Mengerjakan tes UKBI itu

Aku tak tahu
Akankah lolos dengan kemenangan
Atau menerima pengulangan di semester depan

Yang bisa ku lakukan hanyalah belajar
Lebih mengenal tentang dunia perkuliahan
Kenal bukan sekedar kenal
Tapi memahami secara keseluruhan

Puisi diatas dapat dianalisis dengan pendekatan strukural, yaitu suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya tidak hanya ditujukan kepada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya.
Analisis:
a. Diksi (Pilihan kata)
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya imajinasi pembaca.
Dalam puisi “Aku dan UKBI” diatas, terdapat beberapa pilihan kata yang digunakan oleh pengarang yang sangat sederhana seperti apa yang dapat dilihat dalam puisi tersebut. Kata-kata yang digunakan oleh penyair mudah dipahami,
Seperti pada bait I
UKBI
Sebuah istilaah yang baru ku temui
Hal kecil yang sangat berpengaruh
Yang menentukan
Akankah aku mendapatkan gelar itu
Gelar sarjana yang telah menunggu
Dalam kata-kata tersebut, pembaca akan lebih mengetahui makna yang sebenarnya dari puisi tersebut. Penulis menyampaikan kegelisahannya pada nilai atau hasil UKBI yang sangat berpengaruh pada kelulusannya.
Bait II, baris 1 dan 2
Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Kata-kata yang digunakan dalam kalimat puisi diatas menggunakan kata-kata yang mangandung unsur berlebihan atau kiasan. Terlihat jelas pada kata “awan gelap mewarnai langit” dan “menyelimutiku dengan rasa takut”.
Bait ke III dan Bait IV juga menggunakan kata-kata dengan makna sebenarnya.
b. Pengimajian (citraan)
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Pada puisi “Aku dan UKBI” pengimajian yang digunakan oleh pengarang terdapat pada:
1. Citraan penglihatan, pada bait ke II baris 1
“awan gelap mewarnai langit”
2. Citraan perasaan, pada bait ke II baris 2
“menyelimutiku dengan rasa takut”
c. Kata konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Pengonkretan kata berhubungan erat dengan pengimajinasian, pengembangan dan pengiasan. Pada puisi “Aku dan UKBI” kata konkret terdapat pada bait:
II : Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut
Penyair mengiaskan bahwa langit saat itu sangat gelap seperti rasa ketakutannya.
d. Bahasa Figuratif (majas)
Bahasa figurative atau majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang biasa, yakni suara yang langsung mengungkapkan makna.
Pada puisi “Aku dan UKBI” majas yang digunakan:
1. Personifikasi, kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia.
Pada puisi “Aku dan UKBI” majas personifikasi terdapat pada bait ke II
“Awan gelap mewarnai langit
Menyelimutiku dengan rasa takut”
Penyair mempersamakan awan seperti manusia yang dapat mewarnai dan menyelimuti.

Analisis berdasarkan struktur batin
a. Tema, merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.
Pada puisi “Aku dan UKBI” penyair menggunakan tema UKBI, karena pada puisi tersebut penyair menjelaskan bahwa ia merasa ketakutan terhadap uji kemahiran berbahasa Indonesia akankah ia bisa lolos dengan nilai yang baik atau tidak.
b. Nada dan Suasana
Nada, sikap penyair terhadap pembaca
Puisi “Aku dan UKBI” sikap penyair terhadap pembaca yaitu, gelisah karena ia khawatir atau takut akan tes kemahiran bah
Analisis puisi - Sedek wattimena (201884001)


Nama : Sedek Wattimena
Nim : 2018840001
Kelas : AB
Mata Kuliah : Kajian Puisi
Pendekatan Pragmatik.

                                                Puisi Karya    Azis Satrio Aji.


Bait pertama.
"Berjuta kata tak dapat ungkapan rasa Terimakasih"
Berjuta kata dan ungkapkan dapat diartikan dengan kata-kata, hanya ada satu kata yaitu rasa Terimakasih yang tiada terkira, kepada para pahlawan yang telah berjasa untuk selalu menjaga dan mempertemukan bahasa indonesia hingga bisa bertahan sampai sekarang. Karena dengan perjuangan untuk mempertahankan bahasa indonesia dengan baik.

Bait kedua.
"Pahlawan karenamu indonesia satu"
Rasa Terimakasih untuk para pahlawan yang telah berjuang untuk mempertahankan negara kesatuan indonesia ini dengan segenap tumpah darah nya, hingga indonesia bisa bersatu dan terbebas dari penjajahan yang selama ini membelenggu indonesia. Dan dapat berdiri menjadi negara yang merdeka dari para penjajah.

Bait ketiga.
"Indonesia memiliki bahasa yang indah"
Indonesia adalah satu negara yang memiliki berbagai ragam bahasa, suku dan budaya. Dan memiliki banyak bahasa, tetapi bahasa indonesia adalah bahasa persatuan seluruh rakyat indonesia, karena dengan bahasa indonesia lah orang yang satu dengan yang lain saling mengenal di antara sesam walaupun berbeda latar dan budaya serat bahasa, tetapi dengan adanya bahasa indonesia lah yang mempersatukan mereka semua

Bait ke empat.
"Tanpamu indonesia bisu"
Tanpa pengorbanan mu indonesia hanya sebagai negara yang akan terus di jajah oleh bangsa lain, karena dengan pengorbanan mu lah indonesia bisa menjadi negara yang merdeka dan pengorbanan mu yang selalu menjaga bahasa ini agar selalu terjatuh dengan baik hingga sampai saat ini.

Bait ke lima
"Kami akan meneruskan perjuangan mu"
Kami sebagai anak bangsa dan generasi penerus bangsa ini akan selalu memperjuangkan bahasa serta negara ini dengan tumpah darah kami.
Dan selalu melestarikan bahasa persatuan kita, dan selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa indonesia agar selalu menjadi mahkota negara indonesia, dan selalu tertanam didalam sanubari kami, dan selalu melestarikan bahasa ini dengan baik.

Bait ke enam
"Menjunjung bahasa persatuan indonesia"
Kami sebagai generasi muda akan selalu menjaga dan selalu menjunjung tinggi bahasa parsatuan kita yaitu bahasa indonesia, dan selalu tertancap di setiap generasi bangsa indonesia dan seluruh rakyat indonesia dan menjadikan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan yang selalu mengikat kami seluruh rakyat indonesia dengan bahasa indonesia ini

Analisis Puisi Dengan Pendekatan Objektif - Muhammad Rafi (201840058)


NAMA            : Muhammad Rafi
NIM                : 2018840058
KELAS           : PBSI (A)
MATKUL       : Kajian Puisi




ANALISIS PUISI “BAHASAKU’
Karya : Restu Puspo Asmoro

Melalui Pendekatan Objektif.
Pendekatan Objektif adalah pendekatan yang memberikan perhatian penuh pada kerya sastra sebagai  struktur yang otonom, karena itu tulisan ini mengarah pada analisis karya sastra secara strukturaklisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan  juga pendekatan objektif.

UNSUR LAHIR

A. Tipografi
            Puisi ini menerangkan bahwa yang sering dipakai oleh masyarakat dalam sehari-hari mengunakan bahasa yang selingkungan saja, tetapi banyak yang tidak tahu apa yang benar atau salah dalam pengucapan bahasa indonesia, dalam khas puisi ini.
            Buta tanpa pandangan luas
            Diam kaki tanpa langkah
            Datanglah cahaay dalam gelap

B. Diksi
            Pemilihan kata dalam puisi menggunakan bahasa sederhana sehingga maknanya dengan mudah dipahami. Seperti
            Indonesia rindu bahasanya yang baik
            Lestarilah bahasaku
            Lestrilah bahasa sumpah pemuda
Dengan mudah kita simpulkan bahasa indonesia itu luas dan harus digunakan sebagai warga negara indonesia, mempelajari, menerapkan, dan melestarikan itu hak wajib yang harus dimiliki setiap individu warga negara indonesia.

C. Citraan
            Dengan membaca puisi ini,  seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair Citraan Indra Perasaan, Seperti:
            Jangan tergesah belajar bahasa
Seolah membayangkan bahasa indonesia itu pasti dimiliki setiap individu tetapi jarang yang mengetahui bahwa bahasa  indonesia itu sangat luas dan beragam linguistik.

D. Gaya Bahasa
            Penyair selalu mengulang kata-kata dalam puisinya, mengunakan majas Repetisi.  Seperti:
            Indonesia  rindu bahasanya yang baik
            Indonesia  bahasa baik
            Lestarilah bahasaku
            Lestarilah sumpah pemuda

UNSUR BATIN

A. Tema
            Pembaca mencari tema pada bait terakhir dan ketiga.
Lestarilah  bahasaku
Lestarilah bahasa sumpah pemuda
Indonesia bahasa baik

B. Amanat
            Dalam puisi “Bahasaku” memberikan himbauan, pesan dan ajakan yang disampaikan penyair. Amanat sangat terlihat pada bait kedua, yaitu:
/Jangan pangkas tangkas/Jangan tergesah belajar bahasa/ Jangan mudah terpengaruh dan tidak melestarikan bahasa yang kita punya.

C. Kesimpulan
            Proses pemaknaan karya sastra dapat dipahami dengan menggunakan berbagai pendekatan, pendekatan objektif atau struktural merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam menganalisis karya sastra. Karena arti sesungguhnya dari sebuah karya sastra hanya yang tahu si pemiliknya. Dengan menganalisis dan membahami arti puisi tersebut kita sudah mengapresiasi karya sastra tersebut.

ANALISIS PUISI PENDEKATAN PRAGMATIK


Rasa Berbahasa

Bahasaku adalah bahasa Indonesia
Bila ia mati, mati pula Indonesia
Ia menjadi tiang dari satu kesatuan merdeka
Ia menjadi pondasi dari singgasana sang garuda

Aku selalu menguji liawai beebahasa agar tidak  angkuh pada kata-kata
Aku selalu menguji piawai berbahasa,agar senantiasa
mengingat trigatra bahada Indonesia

Bahasa layaknya seperti purnama
Bercahaya dikala gelap gulita
Berbahasa layaknya seperti cendikia
Berjasa dikala merdeka


Analisis dengan pendekatan pragmatik
"Bahasaku adalah bahasa Indonesia
Bila ia mati, mati pula Indonesia
Ia menjadi tiang dari satu kesatuan merdeka
Ia menjadi pondasi dari singgasana sang garuda
 Di bait ini menggambarkan  ia menyadari bahasa indonesia adalah bahasa ku bahasa kita semua yang menjadi penyatu komunikasi dalam benyaknya bahasa Daerah yang terdapat pada baris puisi pertama”Bahasaku adalah bahasa Indonesia”. dan pesan yang disampaikan kepada pembaca di perjelas apabila bahasa Indonesia itu punah maka akan punah juga negara Indonesia yang menjadi elemen utama kesatuan dan kehidupan di Indonesia adalah untuk selalu ingat kepada identitasnya bahwa bahasa rakyat Indonesia adalah bahasa Indonesia yang ada pada bait” Bila mati,Mati pula Indonesia” dan pada baris keempat” Ia menjadi pondasi dari singgasana sang garuda”

Aku selalu menguji piawai beebahasa agar tidak angkuh pada kata-kata
Aku selalu menguji piawai berbahasa,agar senantiasa
mengingat trigatra bahada Indonesia

                Dalam baris pertama yaitu” Aku selalu piawai menguji berbahasa agar tidak angkuh pada kata-kata”menyampaikan bahwa selalu belajar dengan sunguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Indonesia yang secara tidak langsung mengharuskan kita untuk terus mengasah dan mempelajari kemampuan berbahas yang baik dan benar.Pada baris kedua dan keetiga yaitu” Aku selalu menguji piawai berbahasa” dan “agar selalu senantiasa mengingat Trigatra”. Menyampaikan kepada pembaca tentang   tujuan salah satu badan bahasa Indonesia yaitu Trigatranya, Utamakan Bahasa Indonesia Lestarikan Bahasa Daerah Kuasai Bahasa Asing dan menyulut semangat kita untuk tetap mempelajari bahasa.
            Dalam bait ini penulis menggambarkan perjuangan belajar bahasa yang baik dan benar agar bisa mengerti dan menguasai kalimat ataupun bahasa Indonesia.Dalam pendekatan pragmatik pesan yang disampaikan adalah untuk kita selalu berjuang belajar berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar kita tidak buta dengan bahasa kita sendiri

Bahasa layaknya seperti purnama
Bercahaya dikala gelap gulita
                Dalam potongan baris pertama dan kedua menggambarkan bahwa bahasa adalah cahaya kehidupan bangsa dan sebagai pelita dalam kegelapan dalam permasalahan bangsa yang begitu pelik sehingga pembaca mengerti bahasa adalah elemen penting dalam meredam konflik ataupun masalah.

Berbahasa layaknya seperti cendikia
Berjasa dikala merdeka
            Dalam potongan puisi baris ketiga dan keempat bahasa layaknya seperti para reformer ataupun cendikia yang merupakan pembawa perubahan dan kejayaan sebuah negara.Dengan ini pembaca dapat mengerti bahwa bahasa merupakan faktor penting dalam proses menuju kemerdekaan Indonesia yang menjadi pemersatu rakyat .
            Dalam bait tersebut menggambarkan sebuah penjelas tentang pentingnya berbahasa Indonesia karena bahasa adalah sumber kehidupan terutama dalam kehidupan sosial dan karena bahasa juga negeri ini merdeka berkat persatuan bahasa yang dimiliki sehingga negeri ini aman dari konflik bahasa.
Analisis oleh: Rutiko Omar Minarziyan
(2018840030)








Analisis Puisi Nise Nur Amalia (2018840010)

Nama               : Nise Nur Amalia (2018840010)
Kelas               : ABI/PBSI
Tugas               : Mengkaji Puisi
Mata Kuliah    : Kajian Puisi

Bahasa dan Indonesia
                  
Karya M.Rafi                    

Aku dan Mereka
Dilahirkan dari orang tertua
Aku akan selalu diucapkan dan diuji
Mereka akan selalu berkembang

Aku dan Mereka
Mungkin seperti pohon karet;
lekat dan erat
Digunakan bagaikan aparat;
diperintah dan memerintah

Aku dan Mereka
Tambah dan Kurang
Berwarna hitam dan berwarna putih
Tidak dipertanyakan, selalu diamati


Mengkaji Puisi dengan Pendekatan Pragmatik
            Pendekatan pragmatik ialah pendekatan yang menitik beratkan pembaca dalam menerima dan mengkritik karya sastra itu sendiri. Pada pendekatan pragmatik peran pembaca sangatlah penting. Pendekatan yang memandang puisi sebagai sesuatu yang harus dibangun untuk mencapai tujuan tertent
            Dalam puisi yang berjudul Bahasa dan Indonesia karya M.Rafi ini menggambarkan tentang Bahasa dan Indonesia. Dimana Bahasa tidak dapat dipisahkan dari Indonesia itu sendiri. Karena Bahasa dan Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh.
Aku dan Mereka
Dilahirkan dari orang tertua
Aku akan selalu diucap dan diuji
Mereka akan selalu berkembang
            Pada bait pertama puisi ini berisi Bahasa dan Indonesia merupakan titipan dari para leluhur. Bahasa yang akan selalu kita gunakan dalam berbicara dan Indonesia yang akan terus dan selalu berkembang. Dalam penulisan puisi ini penulis menggunakan perumpamaan Aku yang berarti Bahasa dan Mereka yang berarti Indonesia.
Aku dan Mereka
Mungkin seperti pohon karet;
lekat dan erat
Digunakan bagaikan aparat;
diperintah dan memerintah
            pada bait kedua puisi “Bahasa dan Indonesia” karya M.Rafi ini menggambarkan bahwa Bahasa dan Indonesia tidak akan pernah bisa dipisahkan. Bahasa dan Indonesia layaknya karet, akan lekat dan erat. Bahasa diatur oleh Ibunya yaitu Indonesia. Dan Indonesia memiliki Bahasa sendiri yang dapat menyatukan Indonesia yaitu Bahasa Indonesia.
Aku dan Mereka
Tambah dan Kurang
Berwarna hitam dan berwarna putih
Tidak dipertanyakan, selalu diamati
            Pada bait terakhir penulis menuliskan bahwa Bahasa Indonesia dapat bertambah dan berkurang. Bahasa tidak pernah melihat dan membeda-bedakan ras, suku, adat, ataupun agama, karena Bahasa Indonesia adalah satu. Dan Bahasa Indonesia akan selalu diamati dan dipelajari.