Wednesday, March 6, 2019

Peran Media Gambar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks Di Sekolah Dasar

Nama             : Aditya Fauzan Ramadhan
NIM               : 2018840014
Kelas / Prodi  : ABI / PBSI
Mata Kuliah   : Media Teknologi Pembelajaran


Pada tahun 2013, dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan kurikulum, dari yang berbasis kompetensi menjadi berbasis teks. Saat kurikulum berbasis kompetensi, penggunaan bahasa ditekankan sebagai sarana komunikasi. Namun saat berbasis teks, pembelajaran Bahasa Indonesia berbentuk lisan dan tulisan, yang diproses untuk mencari ilmu pengetahuan di luar bahasa, sehingga membuat teks tersebut terikat dengan struktur. Untuk sekolah dasar, kurikulum 2013 dalam pendidikan Bahasa Indonesia mencakup empat kompetensi dasar bahasa, yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam jurnal ini, yang menjadi topik pembahasan ialah media gambar untuk proses pembelajaran siswa sekolah dasar.

Setelah saya membaca jurnal tersebut, saya mengetahui bahwa media gambar dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dan memperlancar interaksi antara guru dengan siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Media gambar yang digunakan dalam pembelajaran berupa foto, kartun, grafik, dan lainnya. Hal ini dibuktikan mampu membantu merangsang partisipasi siswa jika media yang digunakan cukup menarik yang menimbulkan rasa ingin tahu, sehingga hal ini membuat interaksi siswa dengan guru menjadi lebih aktif. Menurut saya, media gambar cukup menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran siswa sekolah dasar karena siswa dapat memberi gambaran atas materi yang disampaikan oleh guru. Berbeda dengan kurikulum berbasis kompetensi, kemampuan berbahasa siswa sekolah dasar masih mengalami beberapa kendala yang salah satunya ialah menyampaikan ide atau gagasan.

sumber : https;//pulikasiilmiah.ums.ac.id  

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA INDONESIA DI SMP

Nama : Salsa Ulya Hambali
NIM : 2018840006
Kelas : PBSI Abi


          Peran teknologi di era yang sangat modern ini memang banyak sekali dibutuhkan, dimana yang kita ketahui bahwa warga negara indonesia sangat minoritas dalam hal membaca buku, hanyak beberapa persen saja dari jumlah penduduk. Banyak pihak yang masih mengkhawatirkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, siswa di Amerika, Belanda, dan Prancis diwajibkan membaca 30 buku sastra. Demikian pula di negara-negara Asia, seperti di Jepang para siswa diwajibkan membaca 15 buku sastra, di Brunai diwajibkan membaca 7 buku sastra, dan di Singapura diwajibkan membaca 6 buku sastra. 
         Oleh karena punya keinginan untuk meningkatkan kemampuan membaca bagi para siswa di negara kita, maka dalam Standar Isi ditetapkan target jumlah bacaan sastra dan nonsastra yang harus dibaca. Siswa lulusan SD/MI harus sudah membaca 9 buku; lulusan SMP/MTs harus telah membaca 15 buku; dan lulusan SMA/MA harus telah membaca 15 buku sastra atau nonsastra. Jadi jika seluruh tingkatan digabung, maka siswa lulusan SMA akan telah membaca 39 buku sastra dan nonsastra. Namun, dalam kenyataan di sekolah-sekolah hal ini masih diabaikan para guru. Multimedia memberikan dampak positif bagi pemahaman materi masing-masing peserta didik. Peserta didik tidak lagi berpikir abstrak, dengan adanya multimedia yang digunakan guru di kelas maupun di laboratorium. Materi yang abstrak menjadi lebih real. Untuk materi bahasa Indonesia tentang Puisi, guru menayangkan video pembacaan puisi.  
          Peserta didik menjadi lebih mengertii bagaimana menunjukkan ekspresi dan juga menjaga intonasi suara. Aktivitas belajarpun mulai meningkat yang terlihat dari banyaknya peserta didik yang bertanya, mengemukakan pendapat, bahkan menjawab pertanyaan dari guru dan sesama temannya. Pemahaman yang baik akan materi yang diberikan guru menjadikan siswa SMPN 2 Bawen memiliki prestasi yang baik. Prestasi tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mencapai nilai KKM yang ditentukan. Rata-rata siswa mencapai nilai di atas 75. Dampak positif dari penggunaan multimedia tidak lepas dari fasilitas yang disediakan oleh pihak SMPN 2 Bawen. Fasilitas seperti laboratorium bahasa, laboratorium komputer, LCD, koneksi internet, kumpulan media pembelajaran interaktif menjadi daya dukung dalam pelaksanaan pemeblajaran berbasis multimedia di SMPN 2 Bawen. Namun demikian kualitas SDM baik dari aspek guru dan peserta didik masih perlu ditingkatkan.


PENGEMBANGAN MEDIA LATIH MEMBACA CEPAT BERBASIS METODE GERAK MATA UNTUK PEMBELAJARAN DI SMA


Nama : Restu Puspo Asmoro
NIM   : 2018840009
Kelas : ABI/PBSI


Peran membaca cepat yang penting ternyata tidak dapat sepenuhnya dirasakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Hal itu disebabkan hambatan-hambatan yang dominan muncul dalam diri seseorang ketika membaca. Sebenarnya, terdapat metode yang dapat mengatasi hambatan tersebut, yakni metode gerak mata. Akan tetapi, metode tersebut belum disempurnakan dengan penggunaan media latih yang sesuai untuk pembelajaran membaca cepat di SMA. Selama ini, pembelajaran membaca cepat di SMA menggunakan media latih teks manual yang memungkinkan siswa melakukan keenam hambatan dalam membaca cepat. Dengan teks dalam lembaran (hard copy), siswa tidak dapat memaksimalkan kemampuan membaca cepat. Masih banyak siswa yang tidak mengaplikasikan metode gerak mata karena teks dapat mereka baca secara leluasa. Mereka seringkali melanggar kesepakatan dengan diam- diam membuka dan mengintip teks sehingga hasil penghitungan kecepatan efektif membaca (KEM) pun tidak akurat.
Berdasarkan penegembangan ini, ditemukan bahwa media latih membaca cepat berbasis metode gerak mata untuk pembelajaran di SMA dibutuhkan oleh guru dan siswa. Media latih tersebut terdiri atas tayangan PPT, buku kerja, dan buku panduan. Ketiga produk tersebut menunjukkan kriteria valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran tiga KD membaca cepat di SMA. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan uji produk terhadap ahli membaca cepat, ahli media pembelajaran, praktisi, uji lapangan.
Tujuan akhir penelitian pengembangan ini menghasilkan media latih membaca cepat berbasis metode gerak mata untuk pembelajaran di SMA yang teruji. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui empat subtujuan, yakni (1)mendeskripsikan hasil eksplorasi terhadap kebutuhan media latih untuk pembelajaran membaca cepat SMA, (2) mengembangkan prototipe media latih membaca cepat berbasis metode gerak mata untuk pembelajaran di SMA, (3) mendeskripsikan hasil uji produk terhadap media latih membaca cepat berbasis metode gerak mata untuk pembelajaran di SMA, dan (4) merevisi media latih membaca cepat berbasis metode gerak mata untuk pembelajaran di SMA.


Sumber : jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel43A79D269018865275F1D16E86FD9C9B.pdf






PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS BLENDED LEARNING


Nama                          : Muhammad Rafi
NIM                            : 2018840058
Mata Kuliah                : Media dan Teknologi Pembelajaran.
Dosen Pengampu        : Wika Soviana Devi, M.Hum.

            Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat menuntut setiap guru untuk mengikuti kemajuan teknologi itu kalau tidak mau dikatakan gaptek (gagap teknologi). Teknologi berupa tablet, smartphone, netbook dan sejenisnya sudah menjadi menu sehari-hari bagi generasi anak-anak sekarang. Informasi dan jenis game atau permainan apa saja termasuk hal-hal yang sebenarnya tidak boleh dilihat secara bebas dapat diakses dengan sekali pencet atau sentuh. Sulit diwujudkan seorang guru dapat menginspirasi para anak-anak didiknya apabila dia selalu tertinggal dalam hal kemajuan TIK. Kepintaran anak-anak didik dalam bermain atau mengkases internet harus dapat dimanfaatkan oleh para guru dalam mengembangkan strategi dalam pembelajaran.
            Salah satu strategi pembelajaran yang mendukung pemanfaatan kemajuan teknologi adalah strategi pembelajaran berbasis blended learning. Dengan blended learning, guru dapat mengubah tradisi ketergantungan kepada buku teks, gambar-gambar yang mungkin sudah usang atau membosankan. Anak-anak dibuat menjadi bersemangat dalam pembelajaran sehingga dapat mengembangkan pengetahuan secara individual atau kelompok dalam menjelajahi dunia pengetahuan melalui internet. Materi pembelajaran bahasa Indonesia yang sementara ini kurang diminati anak didik dan sebagian guru karena kesulitan dalam mencari strategi pembelajaran yang menarik dapat memilih alternatif menggunakan strategi pembelajaran blended learning. Dengan strategi pembelajaran blended learning guru dituntut untuk selalu berinovasi di dalam menyiapkan rencana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak didiknya. Penggunaan strategi pembelajaran berbasis blended learning diharapkan dapat menciptakan pembelajaran bahasa Indonesia yang variatif, dapat menggali daya pikir, dan kreativitas para anak didik.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Blended Learning
Pengembangan Blended Learning
            Salah satu alternatif pengembangan strategi blended learning dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.
a. Tahap perencanaan
            Pada tahap ini guru menyiapkan atau menyususn rencana pembelajaran yang berisi: Tujuan/ kompetensi pembelajaran, menentukan materi/pokok bahasan, menentukan metode, menentukan langkah-langkah kegiatan, menentukan alat dan media pembelajaran, menentukan sumber belajar, dan penilaian. Dalam perencanaan pembelajaran blended learning hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1) Tahap pembelajaran tatap muka formal (formal live face to face), guru merancang pokok bahasan atau materi yang dibahas sesuai yang terdapat dalam buku teks
2) Tahap pembelajaran tatap muka informal ( informal face to face), yaitu siswa diberikan tugas berupa lembar kerja siswa secara kelompok. Para siswa berdiskusi kelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
3) Tahap belajar mandiri (self paced learning), pada tahap ini siswa diberi kesempatan memanfaatkan internet untuk memecahkan masalah yang sesuai dengan pokok bahasan
4) Tahap Asynchronous, yaitu para siswa menggunakan email dalam melaksanakan proses pembelajaran dan evaluasi terhadap penguasaan materi atau pokok bahasan.
Guru dapat memberikan penilaian dan komentar kepada setiap siswa melalui email.
b. Pelaksanaan
            Pelaksanaan blended learning dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.
1) Guru menjelaskan materi dan contoh-contoh yang terdapat dalam buku paket yang sesuai dengan kurikulum.
2) Guru menggunakan internet dengan membuka salah satu website dan memilih materi yang dibahas untuk dijelaskan kembali kepada para siswa.
3) Siswa diberi latihan materi yang terdapat di website, diberikan soal-soal dan diberikan kesempatan untuk menjawab. Setelah semua dijawab, para siswa diminta meng-klik “cek jawaban”. Hal ini untuk memberikan gambaran sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang dibahas (tahap self paced learning).
4) Siswa dibentuk kelompok 5-6 orang, diberi tugas membuat power point yang menarik tentang materi (informal live face to face blended leraning)
5) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Setiap anggota menjelaskan slide satu per satu agar semua tampil.
6) Setiap kelompok harus menyajikan, misalnya 4 soal tentang materi pada akhir sajian kelompok. Soal tersebut dijawab oleh semua kelompok audience dalam bentuk tertulis dan dikoreksi oleh kelompok penyaji.
7) Setelah selesai proses di kelas, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengakses soal yang berkaitan materi. Siswa dapat menyelesaikan tugas ini di mana saja dengan waktu penyelesaian yang sudah ditentukan.
8) Siswa mengirimkan soal yang telah di down load beserta jawabannya ke alamat email guru. Guru memberikan penilaian kepada setiap jawaban siswa. Guru dapat memberikan penguatan dengan kata-kata yang motivatif dan masukan kepada siswa.
9) Jawaban yang telah diberi nilai dan komentar dikirim kembali kepada siswa lewat email. Ini adalah tahap blended learning asyncronous, yaitu guru dan siswa bisa tetap berkomunikasi tentang materi di luar jam tatap muka.(Lis Sholihah dkk, --)

DAFTAR PUSTAKA
Auliya Umri. Blended Learning dalam Pembelajaran. ----------: ------------
Baso Paremang. Blended Learning dalam Pembelajaran, Makalah tidak diterbitkan. --------: ---
Koohang, A. (2009). A Learner Centered Model for Blended Learning Desaign.
International Journal of Innovation and Learning. 6 (1), 76-91.
Muhammad Noer. (2010). Blended Learning Mengubah Masa Depan Kita dalam Belajar.

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS ANIMASI


Nama               : Avifa Choirunisa
Nim                 : 2018840012
Mata kuliah     : Teknologi Pendidikan

            Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hendaknya menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa Ibu yang keberadaannya harus tetap dipertahankan dan dipelajari. Keakapan dalam dunia kerja tidak hanya kemampuan teknis saja, melainkan juga komunikasi yang didalamnya ada unsur Bahasa. Dengan berubahnya perilaku masyarakatdalam pembelajaran, maka akan menarik jika dibuat suatu media pembelajaran berbasis animasi.
            Pembelajaran saat ini sudah memasuki era digital, masyarakat luas khususnya pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi cenderung mengakses informasi melalui media TIK dimana dan kapan saja, baik itu yang bersifat online ataupun offline. Dengan membaca jurnal ini saya dapat memahami maksud dan tujuan peneliti dalam melakukan penilitian tersebut, yaitu 1) untuk menghasilkan produk aplikasi pembelajaran Bahasa Indonesia; 2) Siswa/i dapat menggunakannya baik dalam kelas maupun luar kelas; 3) agar masyarakat lebih terpacu untuk mempelajari dan melestarikan berbahasa Indonesia yang baik.
            Peniliti menggunakan produk berbasis aplikasi yang memudahkan siswa/i untuk belajar  Bahasa Indonesia. Desain tampilan aplikasi secara keseluruhan tampak sederhana dan mudah dipahami untuk pengguna aplikasi. Tampilan pada menu awal aplikasi tersebut adalah pokok bahasan, latihan, dan SAP. Tujuan peniliti menampilkan SAP adalah agar siswa/i mengetahui materi-materi yang disampaikan pada aplikasi tersebut. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hendaknya menjadikan penilitian ini sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas guru dalam mmengembangkan media strategi pembelajaran Bahasa Indonesia.
Sumber : media.neliti.com  

Peran Media Gambar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di Sekolah Dasar.


Nama                           : Angger Rusmawati
Nim                             : 2018840002
Mata Kuliah                : Media dan Teknologi Pembelajaran
Dosen Pengampu        : Wika Soviana Devi, M.Hum.


Peran Media Gambar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks di Sekolah Dasar. Setelah saya memahami jurnal tersebut diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa peran media gambar dapat berpengaruh pada gairah siswa sekolah dasar untuk belajar bahasa indonesia.
Dengan media gambar ternyata dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Media gambar memiliki empat kompetensi dasar bahasa yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Media gambar ini bisa berupa foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, slide, film strips, film, penggunaan OHP,
atau menggunakan lingkungan yang siswa kenal. Adanya media gambar tersebut tentu akan merangsang kemampuan berpikir siswa. Pertama, siswa tertarik dengan medianya.
Selanjutnya siswa akan tertarik isi dari media yang digunakan tersebut. Rasa tertarik inilah yang akan mendorong kemampuan berpikir siswa. Dalam hal ini guru harus dapat mengarahkan minat siswa yang sedang melihat gambar, yaitu mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Gambar harus dapat merangsang partisipasi peserta supaya ia suka berbicara tentang gambar yang dilihatnya. Dengan menggunakan media gambar tersebut, siswa sebaiknya didorong untuk mengeksplorasi media yang ada. Dengan begitu, siswa dapat mengapresiasi dan mengekspresikan dirinya.

Pengembangan Media Audio Visual Untuk Pembelajar BIPA ( Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing )Tingkat Dasar


Nama               : Prily Zalsa Elisabetanya Fabanyo
Nim                 : 2017840048
Prodi               : Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Kelas               : AB I
Dosen             :Wika Soviana Devi, M.Hum

Pengembangan Media Audio Visual Untuk Pembelajar BIPA
( Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing )Tingkat Dasar

Penulisan resume ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman mahasiswa atau mahasiswi terlebih lagi untuk diri saya sendiri agar tercapai proses pemahaman terhadap materi mata kuliah media dan teknologi pembelajaran. Setelah membaca dan saya pelajari maka yang dapat saya pahami adalah sebagai berikut:
program BIPA ( Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing ) adalah sebuah program pembelajaran mengenai keterampilan berbicara Indonesia (berbicara, menulis, dan membaca) untuk penutur asing. Program pengajaran Bahasa Indonesia mulai berkembang pesat belakangan ini, hal ini disebabkan karena semakin tingginya minat orang asing untuk belajar Bahasa Indonesia, baik untuk kepentingan dalam politik, perdangangan, sosial budaya dan berwisata di Indonesia. Bahasa indonesia sendiri saat ini telah diajarkan di tiga puluh enam negara dengan jumlah lembaga penyelenggaran program BIPA sebanyak seratus tiga puluh negara, yang terdiri atas perguruan tinggi, pusat kebudayaan asing, KBRI, dan lembaga-lembaga kursus (Ardyansah, 2012)

            Media dan teknologi pembelajaran yang sedang dikembangkan berupa audio visual untuk pembelajaran BIPA, kebutuhan untuk variasi media memanglah perlu diperbanyak terlebih lagi untuk mengajarkan sebuah topik yang sedang diajarkan, contohnya dalam salam, terdapat banyak hal yang perlu dipahami dalam mengucapkan kalimat-kalimat yang digunakan, pengucapan yang benar, waktu penyampian salam, dan unsur budaya.
Seperti bagaimana cara penduduk di Bali menyampaikan salam kepada sesamanya. Dengan kata lain penggunaan media statis kurang menjadi pilihan yang baik melainkan media sosial berupa vidio akan sangat membantu.
Memang selama ini para pengajar sangat terbantu dengan melalui mengunduh media audio visual berupa sebuah video yang relevan dengan topik yang diajarkan dalam program BIPA di Youtube, namun memiliki kelemahan yaitu belum tentu vidio-vidio tersebut sesuai dengan kebutuhan mahasiswa BIPA dan pengajar jika topik yang dipelajari mahasiswa BIPA adalah budaya Indonesia, contohnya tarian tradisional maka sangat mudah untuk mencari di youtube. Namun apabila topik yang dipelajari mahasiswa adalah tentang cara menanyakan arah atau menanyakan alamat, maka sangat susah untuk mencari vidio yang relevan di youtube. Dari penelusuran dinternet vidio-vidio pembelajaran BIPA sangat terbatas keberadaanya.
Dalam hal ini pengembangan media pembelajaran BIPA audio visual telah dikembangkan untuk kebutuhan pembelajar BIPA agar mencapai fasilitas belajar yang relevan dengan topik yang dipelajari dan mudah untuk di akses pembelajar BIPA. Putra (2016) telah melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan filem animasi 3D “belajar bahasa indonesia bersama made” sebagai media pembelajar bahasa indonesia untuk penutur asing undiksha.
Prasetyo (2016) dalam penilianya mengembangkan media adobe flash sebagai media pembelajar bagi mahasiswa BIPA level intermedia di lembaga wisma bahasa Yogyakarta, menyatakan pentingnya mengembangkan media audio visual untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan aktif. Setyaningtyas (2016) juga melaksanakan penelitianya, setyaningtyas mengatakan bahwa unsur multimedia yang harus dilibatkan dalam pembuatan materi ajar BIPA adalah e-book materi ajar. Vidio tentang gestur khas orang indonesia masalah minimnya media audio visual sebagai salah satu bentuk media pembelajaran BIPA tentunya bisa diatasi dengan mengembangkan vidio-vidio sesuai dengan materi dalam buku ajar yang digunakan.
Oleh karena itu penulis melaksanakan penelitianya yang bertujuan untuk mengembangkan media pembelajar audio visual berupa vidio untuk pembelajaran BIPA sesuai dengan isi buku ajar “Selamat Datang Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar”
Didalam jurnal tersebut juga diuraikan langkah-langkah pengembangan media, selain itu pembelajaran BIPA juga sangat membutuhkan sarana dan media-media khusus untuk menunjang tercapainya proses pembelajaran bahasa indonesia yang merupakan hal baru bagi pembelajar BIPA meskipun mungkin di negara mereka, telah belajar untuk itu sangat dibutuhkan media audio visual berupa vidio yang menampilkan ga,bar, gerak, maupun suara sehingga akan lebih menarik.

Sumber: Putu Ayu Prawati Sudana, Dkk. Pengembangan Media Audio Visual Untuk Pembelajaran BIPA(Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing) tingkat dasar, (UNDIKSHA: 2017)

Pengaruh Penggunaan Multimedia Power Point Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

Nama                   : Indah Permatasari
NIM                     : 2018840029
Mata Kuliah         : Media dan Teknologi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Wika Soviana Devi, M.Hum.
Pembahasan         : Mengulas jurnal yang telah dibaca atau dipelajari



Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh


      Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan banyak nikmat kepada kita, sampai dengan detik ini untuk dapat bertahan hidup. Tidak lupa shalawat serta salam saya berikan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita semua.


      Pada mata kuliah Media dan Teknologi Pembelajaran, saya akan mereview jurnal yang telah dibaca atau dipelajari dengan judul "Pengaruh Penggunaan Multimedia Power Point Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia."


     Dalam jurnal tersebut telah saya dapatkan bahwa seorang guru diharapkan dapat memotivasi peserta didiknya untuk semangat dalam belajar terutama pelajaran Bahasa Indonesia, serta diperlukan sebuah kreativitas untuk mengajar. Agar proses belajar mengajar lebih bermakna dan mampu mengembangkan semua dimensi seperti watak, kepribadian, intelektual, emosional, dan sosial peserta didik.


     Saat ini kita telah memasuki era 4.0 dimana era tersebut tidak lepas dari dunia teknologi. Begitu pula dengan dunia pendidikan yang mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman. Dimana para guru dan siswanya dapat memanfaatkan teknologi canggih untuk membantu dalam proses belajar mengajar agar lebih berkesan. Tetapi, yang paling utama adalah peran guru. Dimana seorang guru diharapkan mampu memberikan atau menuangkan ide-ide kreativitas dalam menggunakan teknologi, terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia. Karena, rata-rata para siswa cepat jenuh saat pelajaran Bahasa Indonesia, dan terasa sangat membosankan.


    Di dalam jurnal ini penulis melakukan sebuah eksperimen pembelajaran dengan menggunakan multimedia Power Point dengan judul Pengaruh Penggunaan Multimedia Power Point Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia (Quasi Eksperimen di Kelas 7 SMPN 1 Tarogong Kaler). Sampelnya merupakan siswa kelas 7 SMPN 1 Tarogong Kaler. Yang mempunyai masalah dalam penulisan cerita pendek.


       Hasil dari eksperimen tersebut didapati pengaruh yang signifikan. Antara kemampuan menulis cerita pendek sebelum menggunakan microsoft Power Point dengan kemampuan menulis cerita pendek sesudah menggunakan microsoft Power Point pada siswa kelas 7 SMPN 1 Tarogong kaler. Yaitu, saat siswa menulis cerita pendek menggunakan microsoft Power Point nilainya lebih tinggi daripada saat siswa menulis cerita pendek sebelum menggunakan microsoft Power Point.


Sekiranya itu saja yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Semoga dapat bermanfaat.

Wabillahi taufiq wal hidayah, fastabiqul khairat.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh





Sumber : ejournal.upi.edu/index.php

MEDIA TEKNOLOGI BERBENTUK MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENULIS SURAT


Nama               : Indra Aditya Arsyad
Nim                 : 2018840019
Kelas               : ABI
Prodi               : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah    : Media dan Teknologi Pendidikan
Dosen              : Wika Soviana Devi, M.Hum.

            Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib yang ada di Sekolah Dasar sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di Indonesia. Menulis surat juga adalah salah satu materi yang dipelajari dalam kurikulum tersebut. Namun, dalam kurikulum  penyelenggaraan pembelajaran Bahasa Indonesia khusunya dengan materi menulis surat di SD Namira banyak kendala antara lain : (1) alat bantu mengajar masih kurang, (2) materi atau bahan ajar yang masih sulit diperoleh di perpustakaan, (3) aktivitas siwa yang masih rendah dalam pembelajaran, (4) siwa kurang kreatif dan inovatif dalam pengerjaan tugas (praktik), (5) hasil belajar (nilai mata pelajaran) berupa tugas/praktik atau latihan pada umumnya masih rendah, (6) siswa sering mengabaikan pelajaran Bahasa Indonesia karna hanya fokus pada pelajaran exacta dan muatan local (bahasa inggris) yang dianggap lebih sulit. Maka dari itu, diterapkanlah media pembelajaran berbasis Macromedia Flash Profesional 8 dalam materi Menulis Surat di SD Namira Medan untuk siswa kelas V.
            Macromedia Flash Profesional 8 merupakan aplikasi yang digunakan untuk melakukakn desain dan membangun perangkat presentasi, publikasi, atau aplikasi lainnya yang membutuhkan ketersediaan sarana interaksi dengan penggunanya. Macromedia Flash Profesional 8 terdiri dari teks, gambar, animasi sederhana, video atau efek-efek khusus lainnya. Pengguna dalam hal ini siswa diharapkan akan lebih tertarik dengan adanya media berbasis  Macromedia Flash Profesional 8 karena media ini memiliki gambar-gambar, teks dan animasi yang full color dan tentu saja dapat menarik perhatian mereka sehingga pembelajaran tidak akan monoton.
            Dalam jurnal ini saya menangkap salah satu cara yang sudah diterapkan melalui media teknologi dalam langkah untuk mempermudah penulisan surat agar tidak terasa monoton dan lebih bersifat efisien yaitu menggunakan teknologi Macromedia Flash Profesional 8. Hasil penelitian dari jurnal ini terlihat pada siswa kelas V di SD Namira perkembanganya terus meningkat. Rata-rata mereka sangat berantusias menggunakan aplikasi media tersebut. Oleh karna itu menurut saya media seperti Macromedia Flash Profesional 8 perlu diterapkan di Sekolah-sekolah Dasar yang belum menerapkan media teknologi ini, karna sangat membantu para peserta didik dalam mempermudah penulisan surat.


Sumber : https://jurnal.unimed.ac.id/